-->

Seratus Satu Butir Telur

Suatu hari, keluarga tupai sedang berkumpul di atas meja makan. Saat itu musim dingin, sehingga tupai tidak bisa keluar dari rumah. Mereka mengurung diri di rumah dan memakan persediaan makanan yang sudah disiapkan sebelum musim dingin tiba. Namun, malam ini, persediaan makanan mereka tinggal satu butir telur.





“Kita tinggal memiliki satu butir telur. Itu tidak akan cukup untuk kita berempat,” kata Ibu Tupai. 
“Tidak apa, Ibu. Kita bisa membaginya untuk berempat.” Jawab Ayah Tupai.

“Aku lapar sekali, Ibu. Masakkan saja satu telur itu,” kata Anak Tupai.
Mendengar itu, Ibu Tupai dengan sedih mengambil satu telur persediaan terakhir mereka. Ia ingin menggoreng telur itu. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu rumah mereka. Ayah Tupai bergegeas membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah seekor Kelinci.

“Ada apa, Kelinci?” kata Ayah Tupai.
“Aku ingin meminta bantuamu. Anakku sakit karena sudah tidak makan selama dua hari, sedangkan kami sudah tidak punya persediaan makanan lagi. Bolehkah aku minta satu saja telurmu untuk anakku yang sakit?” mohon Kelinci.

Ayah Tupai merasa kasihan kepada Kelinci. Ia perdi ke dapur dan berbicara kepada istrinya. Untungnya, Ibu Tupai belum memasak sebutir telur itu. Dengan ikhlas, Ayah Tupai memberikan satu telur terakhir itu kepada Kelinci.

“Berikanlah telur ini kepada anakmu. Aku berdoa semoga ia cepat sembuh,” kata Ayah Tupai.
“Terima kasih banyak, semoga kau selalu diberikan kebaikan dalam hidupmu,” jawab Kelinci, lalu berlari pulang.

Melihat perbuatan Ayah Tupai, kedua anak Tupai memarahinya. “Ayah, kenapa Ayah memberikan satu telur kita kepada Kelinci? Aku sangat lapar.”
“Bersabarlah. Kelinci lebih membutuhkan telur itu daripada kita. Ayah akan berusaha keluar dan mencari makanan,” kata Ayah Tupai.

Tiba-tiba, Ibu Tupai menjerit dari dapur. “Ayah, lihat! Kita punya telur yang sangat banyak!”
Ayah Tupai dan kedua anaknya segera ke dapur. Alangkah kagetnya mereka saat melihat ada banyak sekali telur disana.

“Dari mana datangnya telur-telur ini?” tanya Ayah Tupai. Ibu Tupai menggeleng tidak tahu.
Sebuah suara tiba-tiba terdengar. “Karena keikhlasan dan perolongan kalian membantu Kelinci, aku ganti sebutir telur kalian dengan seratus satu telur.”

Keluarga Tupai pun mengucapkan terima kasih dan bersyukur bahagia. Mereka bisa makan dengan kenyang malam itu.

Nasihat :Bantulah orang disekitarmu yang sedang kesusahan. Alangkah baiknya hidup jika dapat berguna untuk orang lain.

Show Comments